Bali merupakan sebuah destinasi wisata andalan dalam negeri yang terkenal hingga ke mancanegara. Bukan hanya turis lokal saja yang sangat suka datang ke Bali bahkan banyak orang asing yang menjadikan Pulau Dewata sebagai langganan untuk liburan. Selain dikenal memiliki banyak obyek wisata terutama pantai yang eksotis, kelebihan Bali juga dilihat dari segi tradisinya yang hingga sekarang masih sangat dijunjung tinggi dan dilakukan.
Masyarakat Bali juga sangat memegang tinggi peraturan yang ada di tempat-tempat wisata tertentu seperti pura misalnya. Pura bisa dikatakan sebagai tempat masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu melakukan peribadatan. Dan pura tersebut banyak yang menjadi destinasi wisata terkenal dimana yang datang kesana kebanyakan adalah orang yang berasal dari daerah lain.
Jangan heran jika saat mengunjungi beberapa tempat wisata ada peraturan tertentu yang harus dipatuhi. Para pencalang tidak akan segan untuk menegur wisatawan yang tidak mematuhi peraturan di Bali yang telah ditentukan. Sebaiknya sebelum pergi kesana Anda mengetahui beberapa peraturan penting yang ada di dalam masyarakat Bali seperti dibawah ini.
Yang Boleh Dilakukan di Bali
Pada Saat Perayaan Nyepi
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Nyepi menjadi perayaan besar bagi masyarakat Bali yang beragama Hindu. Karena merupakan mayoritas disana maka peraturan saat hari raya tersebut harus dipatuhi.
Meskipun merupakan hari raya namun berbeda dengan yang lainnya karena justru pada saat itu masyarakat Bali tidak melakukan kegiatan apapun. Peraturan Nyepi di Bali membuat bandara dan pelabuhan ditutup sehingga tidak ada kegiatan masuk dan keluar Bali.
Tetapi Anda tidak perlu resah kalau kebetulan Anda disana saat perayaan Nyepi. Anda masih boleh melakukan aktivitas asal tidak membuat gaduh. Sebaiknya memang pada hari itu Anda tidak keluar dari hotel atau penginapan.
Pada saat malam hari boleh menyalakan lampu tapi usahakan jangan yang terlalu terang. Anda masih bisa jalan-jalan di sekitar hotel dengan syarat tidak melakukan aktivitas yang bisa menimbulkan keramaian.
Saat Ada Upacara Keagamaan
Yang menarik dari Bali bukan hanya tempat wisatanya saja melainkan juga tradisinya termasuk upacara keagamaan yang dilakukan. Banyak turis yang memang sengaja ingin melihat jalannya kegiatan keagamaan masyarakat Bali yang dipadukan dengan tradisi yang kental.
Anda masih diperbolehkan melihat jalannya upacara tersebut tetapi ada syarat yang harus dipatuhi. Anda boleh mengambil foto tapi dengan sebaiknya hindari untuk menggunakan lampu blit / flazz.
Kegiatan keagamaan dan tradisi di Bali yang menarik wisatawan misalnya Ngaben dan juga upacara pernikahan yang biasa mereka sebut dengan pawiwahan. Untuk menghindari kejadian yang bisa membuat runyam karena ketidaktahuan Anda maka sebaiknya saat sedang melihat upacara dan tradisi Bali tanyakan pada masyarakat setempat hal apa saja yang boleh dilakukan.
Yang paling penting untuk diingat saat wisata ke Bali adalah larangan apa saja yang berlaku disana. Karena masyarakatnya yang masih sangat memegang teguh tradisi maka melanggar larangan di Bali sama artinya dengan mencari masalah.
Hal yang Dilarang Untuk Dilakukan di Bali
Tidak Boleh Masuk Pura Saat Sedang Haid
Sebagaimana tempat suci untuk peribadatan lainnya maka bagi Anda wanita yang sedang mengalami menstruasi atau haid dilarang untuk masuk ke wilayah pura. Anda masih boleh berada di sekitarnya asal bukan di dalam pura tersebut. Biasanya peraturan tersebut akan bisa ditemui dalam tulisan yang ada di obyek wisata Pura sehingga tidak ada alasan untuk tidak mematuhinya.
Larangan Memakai Celana Pendek Bagi Wanita
Biasanya larangan ini juga berlaku di obyek wisata yang berupa pura. Kalau kebetulan Anda mengunjungi pura dan sedang memakai celana pendek maka pencalang akan meminta Anda memakai kain serupa selendang yang telah disediakan. Selendang tersebut harus dipakai sebagaimana kalau memakai kain jarik atau sarung sehingga akan menutupi kaki Anda.
Jangan Menginjak Sesajen
Jangan heran jika Anda akan melihat sesajen ada dimana-mana di Bali karena memang itu bagian dari tradisi dan kepercayaan mereka. Meskipun kita bukan orang yang mempercayai sesajen tetapi saat berada di Bali jangan pernah coba-coba untuk menginjak sesajen tersebut atau menyingkirkannya. Ini bisa dianggap sebagai tindakan yang tidak menghormati tradisi mereka dan bisa membuat Anda mendapatkan masalah dengan warga setempat.
Jangan Menunjuk Sesuatu Menggunakan Tangan Kiri
Saat sedang berada di Bali untuk liburan mungkin Anda butuh bertanya tentang sesuatu pada masyarakat lokal setempat. Jika di luar wilayah Bali kita bisa menggunakan tangan kanan atau kiri untuk menunjuk sesuatu maka jangan lakukan disana. Di Bali menunjuk sesuatu dengan menggunakan tangan kiri akan dianggap tabu.
Kalaupun terpaksa karena tangan kanan sedang memegang sesuatu maka jangan lupa bilang “maaf” terlebih dahulu sebagai tanda permisi. Hal seperti ini mungkin terjadi saat Anda sedang bertanya tentang arah misalnya. Itulah larangan di Bali yang harus dihindari saat berkunjung disana kalau Anda tidak ingin mendapatkan masalah.